Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan Nabi Isa bin Maryam, dari seroang ibu tanpa bapak, dan memberinya kemampuan berbicara kalaia masih dalam buaian. Ia berbicara dengan kata-kata yang sangat fasih dan jelas. “Berkatalah Isa : Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al-Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati dimana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) sholat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup dan berbakti kepada Ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali” (Maryam ayat 30-33).
Betapa indahnya, betapa fasihnya dan betapa pentingnya kata-kaa yang dimunculkan oleh seorang anak yang masih dalam buaian. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberitahukan tentang Isa ‘alaihi sallam bahwasanya dia membuat seperti bentuk burung dari tanah dengan seizin Allah, lalu tanah yang berbentuk burung itu ditiupnya, maka jadilah ia burung dan bisa terbang dengan seizin Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala juga memberitahukan bahwa Isa ‘alaihi sallam dapat menyembuhkan orang buta, dan sakit lepra dengan seizin Allah, dapat menghidupkan orang-orang yang sudah mati dan mengeluarkan mereka dari dalam kuburnya dengan seizin Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Di dalam Surat Al-Baqarah, Allah Subhanahu wa Ta’ala menceriterakan kepada kita, bahwa ada lima peristiwa menghidupkan kembali orang-orang yang sudah mati di dunia ini.
Pertama : Kisah tentang Bani Irail ketika berkata kepada nabi mereka, “Kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang” (Al-Baqarah ayat 55). Lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala menghukum mereka dengan semburan halilintar dan matilah mereka semua. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala membangkitkan kembali mereka yang sudah mati. Disinilah Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang ditujukan kepada Bani Israil, “Dan (ingtlah) ketika kamu berkata, : ‘Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang, karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya. Sesudah itu Kami membangkitkan kamu sesudah kamu mati supaya kamu bersyukur” (Al-Baqarah ayat 55-56).
Kedua : Kisah tentang seorang laki-laki meninggal dari Bani Israil yang dibunuh oleh anak pamannya sendiri. Akan tetapi kabilah lain yang dituduh membunuhnya. Lalu masalah ini diajukan kepada Nabi Musa ‘alaihi sallam. Dengan melalui wahyu, Nabi Musa memberitahukan supaya mereka memotong sapi betina, dan mayat yang terbunuh supaya dipukul dengan sebagian anggauta sapi betina itu. Dan merekapun melaksanakannya setelah dengan jerih payah mereka mencari sapi betina dimaksud, bahkan hampir saja mereka tidak mampu melaksanakannya. Ketika mereka memukulnya dengan sebagian tubuh sapi betina pada mayat, Allah Subhanahu wa Ta’ala menghidupkannya kembali dan menceriterakan siapa pembunuhnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Dan (ingatlah) ketika kamu membunuh seorang manusia, lalu kamu saling tuduh menuduh tentang itu. Dan Allah hendak menyingkapkan apa yang selama ini kamu sembunyikan. Lalu Kami berfirman, : Pukullah mayat itu dengan sebagian anggauta sapi betina itu. Demikian Allah menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati dan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kekuasaan-Nya agar kamu mengerti” (Al-Baqarah ayat 72-73).
Ketiga : Kisah tentang suatu kaum yang sedang dilanda wabah. Mereka keluar dari desanya mengungsi ke daerah lain karena mereka takut mati. Mereka itu beribu-ribu jumlahnya, kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala memperlihatkan bahwa sesungguhnya tiada tempat pelarian untuk menghindar dari kodrat-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala kemudian mematikan mereka agar supaya hamba-hamba ini mengerti kekuatan dan kekuasaan-Nuya, serta pengaruh kodrat-Nya, yang selanjutnya menghidupkan mereka kembali agar supaya mereka sempurna dalam meniti ajalnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang keluar dari kampung halaman mereka, sedang mereka beribu-ribu (jumlahnya) karena takut mati, maka Allah berfirman kepada mereka : ‘Matilah kamu’. Kemudian Allah menghidupkan mereka. Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia, tetapi kebanyakan mereka tidak bersyukur” (Al-Baqarah ayat 243).
Keempat : Kisah seorang laki-laki yang melewati sebuah negeri yang sudah sunyi lengang. Bangunan-bangunannya hancur porak poranda. Pepohonan dan tumbuh-tumbuhannya kering. Buminya sudah menjadi tandus. Kemungkinan untuk mengembalikan keramaian dan kepadatan penduduk negeri itu rasanya sangat sulit, namun Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memperlihatkan jika diri seorang laki-laki itu terdapat tanda yang menunjukkan atas kekuasaan-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala lalu mematikannya selama seratus tahun. Ketika itu, dia membawa keledai dan bekal secukupnya berupa makanan dan minuman, dan keledainya pun mati juga. Urat dan tulang belulangnya sudah putus hancur. Sementara makanan dan minumannya masih tetap utuh dan tidak berubah sedikitpun baik rasa, warna, macam maupun baunya. Terik matahari pun terus menyengat. Udara dan angin datang silih berganti menghembusnya selama seratus tahun. Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa yang tidada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya pula pujian, dan Dia lah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Allah Subhanahu wa Ta’ala membangkitkan laki-laki tersebut dan memperlihatkan kepadanya makanan dan minumannya yang sudah sekian lama sama sekali tidak berubah. Allah memperlihatkan keledainya, diapun melihat tulang belulang yang sudah bercerai berai, berserakan di atas tanah. Sebagian kembali pada sebagian yang lain, setiap tulang kembali pada tempatnya dan Allah membungkusnya dengan daging. Dalam hal ini Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melewati suatu negeri, yang (temboknya) telah roboh menutupi atap-atapnya. Dia berkata : Berapa lma kamu tinggal disini?. Ia menjawab : Saya telah tinggal disini sehari atau setengah hari. Allah berfirman : Sebenarnya kamu telah tinggal disini seratus tahun lamanya, lihatlah kepada keledai kamu (yang telah menjadi tulang belulang). Kami akan menjadikan kamu tanda kekuatan Kami bagi manusia; dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami menutupnya dengan daging. Maka tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati) diapun berkata : Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” (Al-Baqarah ayat 259).
Kelima : Kisah tentang Bani Ibrahim ‘alaihi sallam ketika memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar diperlihatkan kepadanya, bagaimana cara Allah menghidupkan kembali orang-orang yang sudah mati. Allah Subhanahu wa Ta’ala kemudian memerintahkan kepadanya agar mengambil empat ekor burung, dipotong-potong dijadikan empat bagian, dan masing-masing bagian diletakkan di atas empat gunung yang ada di kanan kirinya dan setelah itu dipanggilnya. Dan ketika dipanggil, bagian-bagian yang sudah dipisah-pisahkan menjadi empat bagian itu dan di atas empat gunung, bagian-bagian tersebut berpautan kembali dan datang menghadap Nabi Ibrahim dengan berjalan tidak terbang. Dalam hal ini Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, ‘Ya Tuhanku, perlihatkan kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati?’. Allah berfirman, ‘Apakah kamu belum percaya?’. Ibrahim menjawab, ‘Saya telah percaya, akan tetapi agar bertambah tetap hati saya’. Allah berfirman, ‘(Kalau demikian), ambillah empat ekor burung lalu potong-potonglah burung-burung itu, kemudian letakkan tiap-tiap bagian (dari burung yang telah dipotong itu) di atas tiap-tiap bukit, Sesudah itu panggillah dia, niscaya dia akan datang kepadamu dengan segera. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (Al-Baqarah 260).
Semoga kisah-kisah tersebut di atas menjadi keimanan kita bertambah dan menepis apa yang dibanggakan oleh teman-teman kita yang beragama lain. Semoga bermanfaat...amiin.